rodaduakita.xyz – Pedro Acosta menjadi sensasi di awal musim MotoGP 2024! Pebalap remaja ini langsung membuat geger paddock MotoGP usai tampil garang di dua seri pembuka. Di Portugal, Acosta bahkan berhasil meraih podium, menjadikannya sebagai rider termuda ketiga yang bisa naik podium di kelas utama!
Para pakar MotoGP pun tak bisa menyembunyikan kekaguman mereka terhadap Acosta. “Acosta adalah rider terbaik hari ini,” ujar Sylvain Guintoli kepada TNT Sports. “Luar biasa!”
Sementara Michael Laverty menyebut Acosta sebagai “hadiah yang dibutuhkan MotoGP saat ini.”
“Semua orang membicarakan perangkat aerodinamika dan sulitnya menyalip? Dia (Acosta) justru bisa melewati empat rider tersulit untuk dilewati – Miller, Binder, Marquez, Bagnaia,” ungkap Laverty.
“Dia membuatnya terlihat mudah, tanpa beban. Bahkan wawancaranya di podium juga keren. Dia punya semuanya – kharisma, kecepatan, gaya, dan mental juara.”
“Sepanjang musim ini kita pasti akan terus menerus membicarakannya. Debut yang luar biasa, sudah meraih podium!” puji Laverty.
Laverty juga membahas gaya balap Acosta yang unik. “Menonjol. Di Moto2 dan Moto3 kita sudah melihat kemampuannya menempatkan motor dengan tepat,” lanjutnya.
“Kemampuan kontrolnya luar biasa, berani keluar racing line, masuk ke bagian trek yang kotor, dengan ban belakang yang slip. Hebatnya, dia bisa menghitung dan mencari cara untuk melakukannya berulang kali.”
“Manuver menyalip Pecco (Bagnaia) adalah yang terbaik. Itu sangat berarti baginya. Dia harus benar-benar memikirkannya, mencari cara untuk menyerang.”
“Luar biasa. Menyalip dari sisi dalam di bagian trek yang kotor, ban belakang slip. Dia memang harus mengambil risiko, kehilangan waktu. Tekanan ban depannya pasti sangat tinggi. Tapi dia kemudian berani melakukan dive bomb ke Tikungan 3. Cerdas… dia memotong jalur, lalu kembali masuk ke dalam, tidak memberi Pecco kesempatan untuk membalas.”
“Acosta memang sedikit beruntung dengan masalah gearbox Vinales sehingga bisa naik podium, tapi dia layak mendapatkannya,” pungkas Laverty.
Acosta sendiri mengaku bahwa manuver menyalip favoritnya adalah ke atas Bagnaia. “Saya berada di belakangnya selama ber lap-lap. Saya mencoba menyalip di Tikungan 1 tapi melebar. Saya kesulitan untuk menghentikan motor dan berpikir ‘oke…’”
“Saya kemudian berkata ‘Saya harus mengejarnya lagi’. Manuver ke Pecco menyenangkan karena itu yang pertama di Tikungan 3,” cerita Acosta.
Finis ketiga di Portugal membuat Acosta hanya perlu mengakui keunggulan Jorge Martin dan Enea Bastianini. Acosta sendiri masih dalam tahap penyesuaian dengan format sprint race yang baru diterapkan di musim 2024.
“Luar biasa, sejak awal balapan motor terasa jauh lebih baik dibanding [Sabtu]. Memang benar bahwa dalam balapan jarak jauh dengan tangki bahan bakar penuh… itu lebih natural untuk saya. Saya sudah terbiasa balapan seperti ini sepanjang hidup saya,” ujar Acosta.
“Kami mencoba beberapa hal di sesi pemanasan untuk memahami apa yang kami butuhkan di lap pertama, dan itu berhasil,” pungkasnya.