rodaduakita.xyz– Motor sport yang diklaim kental aura naked streetfighter, dan menyasar segmen anak muda itu, sejatinya punya cerita masa lalu. Yup dia Prisma PRX yang berdasar info ni, motor itu sudah dikenalkan ke publik pada tahun 2009 silam. Namun gaungnya enggak ramai. Lalu sempat turun pula banderolnya.
Konon ketika itu ada 2 versi yang dikeluarkan. Perbedaannya hanya dibentuk tangkinya. Yakni yang tangkinya trepes. Ada pula yang model tangki bagian atasnya lebih besar. Tentunya kapasitas tangki antara keduanya juga berbeda. Konon untuk wilayah Yogyakarta saat itu, warna Merah bisa dibilang best seller. Walau jujur nih, unitnya saat ini, wah gelap keberadaannya. Tapi yuk kita bahas…..
Mungkin kita mulai dari Roh naked streetfighter yang coba diumbar. Pelototin saja bagian depan sampai tangki. Tak ada fairing di bagian itu. Usah heran bila kontur tangki, sasis deltabok berwarna hitam serta panel bodi bawah tangki (shroud) terlihat tegas berkontur rada lancip. Hal itu seirama dengan kontur headlamp bila sob tengok dari samping juga tudung mesin bagian bawah. Sedangkan untuk bagian belakang atau buntut, panel bodi masih sedikit terlihat gemuk. Jujur kontur panel buntut, sampeyan pasti ngeh tuh, bentuknya sepintas mirip Honda CBR 150 lama. Bilamana ini motor ditebus lalu mau dimodifikasi, wah kayaknya sih oke juga.
Ground clearance Prisma PRX (sesuai data) adalah 200 mm, maka untuk rider dengan tubuh sekitar 170 cm, lebih mantap duduk diatas motor tersebut. Lantas karena stangnya model jepit, posisi tubuh jadi rada merunduk. Bagi mereka yang suka dengan posisi begitu, pastinya enggak ada masalah. Namun bagi yang biasa riding dengan motors sport touring dengan posisi tubuh rada tegak, akan menjadi sensasi tersendiri. Bakal perlu sedikit penyesuaian. Apalagi bila dilihat dari samping, sudut komstir motor terlihat rada menjorok ke depan. Coba rada tegak sedikit, bakal sip tuh.
Soal dapur pacu, atau mesin. Prisma PRX 200 Dibekali mesin single cylinder, air cooled 4 stroke, 198 cc, sesuai spek data sanggup menghasilkan power 10.8hp/8000rpm. Sedangkan torsinya 13.8nm/7000rpm. Maka diklaim menyimpan berbagai kelebihan. Nyatanya ketika dicoba, lumayan sih. Gas dibetot kaget Prisma langsung melaju. Cuma memang getaran sedikit terasa. Namun bisa diatasi dengan penyetelan.
Suspensi up side down terlihat kokoh menopang menahan redaman depan. Sedangkan monosok, menopang beban buritan. Buat rider dengan bobot sekitar 80 kg, bantingan suspensi nyamanlah. Begitu pula ketika dicoba mengerem mendadak, ajrutan depan meredam. Maklum rem depan dan rem buritan sudah dibekali cakram. Sesuai data ban Prisma PRX 200 sudah dibekali pelek palang 5. Sayangnya pada spek enggak tertulis ukuran lebar pelek. Pelek tersebut memeluk ban tipe tubeless. Untuk ban depan (Front wheel tyre) berukuran 110/70H-17, sedangkan buritan (Rear wheel tyre) menggamit ukuran 130/70-17.
Gimana? Cari bekasnya, wah rada sulit lah kalau sekarang…Tapi kalau dapat mungkin harganya miring banget, pie?
dok, sumber : Prisma PRX, rodaduakita